Dampak Rokok Elektrik terhadap Kesehatan Reproduksi
dr. Fifin | 11 Februari 2025

Kebiasaan merokok menyebabkan kerugian kesehatan hampir di setiap organ tubuh manusia dan menimbulkan banyak penyakit, mulai kepala sampai kaki, mulai kanker sampai gangguan janin. Tercatat setidaknya 30 penyakit pada tubuh manusia diakibatkan oleh perilaku merokok, yang tentu akan berdampak pada pelemahan ketahanan fisik dan tingkat produktivitas.
Salah satu jenis rokok yang tengah menjadi fenomena baru di tengah masyarakat Indonesia adalah rokok elektronik.
Rokok elektronik (e-cigarette) sering dianggap sebagai "pengganti yang aman" untuk penghentian rokok konvensional.Pada rokok elektronik didapatkan banyak komponen dan berbagai konsentrasi zat yang memiliki efek buruk pada reproduksi seseorang, diantaranya ;
1. Nikotin
Nikotin adalah zat yang sangat adiktif yang dapat merangsang sistem saraf, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Selain itu, nikotin terbukti memiliki efek buruk pada proses reproduksi, berat badan janin dan perkembangan otak anak.
Nikotin mengganggu aksis hipotalamus-hipofisis-gonad pada perokok akut dan kronis. Sistem reproduksi berada di bawah kendali beberapa hormon seksual seperti hormon perangsang folikel, hormon luteinisasi, globulin pengikat hormon seks, dan kortisol, yang kadarnya ditemukan berubah pada konsumen nikotin. Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma dan perubahan abnormal dari morfologi sperma yang dapat menyebabkan gangguan infertilitas.
Nikotin juga dikenal sebagai vasokonstriktor kuat yang dapat mengganggu fungsi seksual dan ereksi. Nikotin memicu stres oksidatif pada testis, yang mengakibatkan perubahan global fungsi testis, dengan penurunan kadar testosteron
2. Bahan Perisa (flavoring)
Telah dibuktikan bahwa paparan efek perasa yang ditambahkan ke cairan rokok elektrik dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pada kesuburan. Uap rokok elektrik perasa bebas nikotin menyebabkan berat testis rendah, peningkatan apoptosis pada testis, peningkatan stres oksidatif, dan peningkatan penghambatan ekspresi enzim steroidogenesis utama.
Selain itu, peningkatan tingkat fragmentasi DNA sperma di testis tikus juga dijelaskan setelah paparan jangka panjang terhadap rasa rokok elektrik. Studi reprotoksisitas pada senyawa perasa rokok elektrik masih sedikit, dan diperlukan penelitian lebih lanjut, terutama pada manusia.
3. Logam berat
Sebagai konsekuensi dari proses pemanasan e-fluid dan komponen perangkat, rokok elektrik melepaskan banyak nanopartikel logam seperti timbal, nikel, kromium, aluminium, besi, tembaga, perak, seng, timah, mangan, keramik, dan silika
paparan lingkungan terhadap nanopartikel ini terbukti berdampak negatif pada konsentrasi sperma manusia, motilitas sperma, dan fungsi sperma
Tembaga juga ditemukan berdampak negatif pada perkembangan embrio dalam dosis tertentu.
Sistem reproduksi wanita tampaknya juga berdampak negatif akibat logam berat. Berbagai hormon pada wanita ditemukan terganggu akibat terpapar tembaga dan nikel. Pengamatan ini disertai dengan peningkatan jumlah sel apoptosis dan tingkat peradangan di ovarium.
4. Uap Rokok Elektrik
Penggunaan rokok elektrik menghasilkan uap yang merupakan campuran dari berbagai komponen, termasuk TSNA, akrolein, glisidol, formaldehida, VOC, dan PAH. Reprotoksisitas formaldehida sebagian besar dipelajari pada model hewan. Formaldehida menunjukkan kemampuan untuk mengubah struktur testis, menyebabkan cacat parameter sperma, dan memodifikasi perilaku seksual. Paparan formaldehida jangka panjang meningkatkan stres oksidatif, yang mengakibatkan efek buruk pada histologi ovarium tikus dengan penurunan dramatis dalam jumlah dan ukuran folikel matang.
Propilen glikol adalah zat dalam kepulan asap buatan yang biasanya dibuat dengan “fog machine” di acara-acara panggung teatrikal, atau juga digunakan sebagai antifrezee, pelarut obat dan pengawet makanan. Zat ini jika dihirup menyebabkan iritasi pernapasan, dan secara kronis menyebabkan asma, mengi (wheezing), sesak dada, penurunan fungsi paru-paru, dan obstruksi jalan pernapasan.
Penggunaan rokok elektrik pada organ reproduksi memiliki efek patogenik. Pada pria, merokok telah terbukti menurunkan kualitas spermogram dan meningkatkan risiko keguguran. Pada wanita, merokok dikaitkan dengan jumlah oosit yang lebih rendah. Studi telah menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik dapat memberikan kadar nikotin dan metabolit lain yang mirip dengan yang diproduksi oleh rokok tradisional. Oleh karena itu, akan lebih bijaksana untuk berasumsi bahwa rokok elektrik akan memiliki efek negatif yang sama dengan dampak negatif dari rokok tradisional.
Referensi:
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10053939/
https://perpustakaan.pom.go.id/slims/repository/0515.pdf